Jurnal Penyesuaian dan Jurnal Koreksi! Pengertian, Perbedaan, dan Contoh Kasus Lengkap
– Jurnal penyesuaian adalah jurnal yang sangat penting dalam pembukuan akuntansi, begitu juga dengan jurnal koreksi.Di setiap periode akuntansi, semua perusahaan hampir selalu menggunakan kedua jurnal tersebut untuk menyempurnakan pencatatannya.
Apakah jika perusahaan tidak menggunakan jurnal penyesuaian dan jurnal koreksi maka pencatatan perusahaan tidak sempurna?
Tidak begitu, fungsi jurnal penyesuaian dan koreksi adalah menyempurnakan, jika perusahaan memang memungkinkan tidak menggunakan jurnal tersebut maka oke-oke saja.
Tapi pada kenyataannya, tidak ada pencatatan yang sempurna tanpa jurnal penyesuaian dan jurnal koreksi.
Nah, bagi seorang pemula atau yang sedang belajar akuntansi, kadang bingung membedakan antara kedua jurnal tersebut. Apa perbedaan jurnal penyesuaian dan jurnal koreksi?
Selain itu, saya yakin ada juga yang bahkan belum tahu apa itu jurnal penyesuaian dan koreksi, oleh karena itu kali ini akan saya ulaskan sejelas-jelasnya. Simak berikut ini:
Sebelumnya, baca juga:
- Pengertian dan penggunaan akun ayat silang dalam akuntansi
- Jurnal transfer kas/bank antar cabang dan kantor pusat
A. Jurnal Penyesuaian
Pertama, mari kita bahas dulu tentang jurnal penyesuaian, yang akan kita bahas meliputi pengertian, fungsi, dan contoh kasusnya.1. Pengertian Jurnal Penyesuaian
Jurnal penyesuaian adalah jurnal dalam pembukuan akuntansi yang digunakan untuk menyesuaikan nilai dari suatu akun agar menunjukkan nilai yang sebenarnya.Seperti yang kalian ketahui, nilai dalam akuntansi dapat pula diperoleh melalui sebuah estimasi yang sifatnya tidak pasti 100%.
Oleh karena itu diperlukan jurnal penyesuaian ketika nilai yang diestimasi sebelumnya telah memiliki nilai pasti, sehingga terakui nilai yang sebenarnya.
Jurnal ini bisa dibuat kapan saja, tapi biasanya digunakan pada akhir periode pencatatan atau saat memang sedang diperlukan.
2. Fungsi Jurnal Penyesuaian
Dari pengertian di atas, kita bisa tahu kalau fungsi jurnal penyesuaian adalah untuk mengakui nilai agar sesuai kondisi sebenarnya.Lebih spesifik lagi, jurnal penyesuaian dapat digunakan untuk mengakui nilai dari estimasi biaya akrual, biaya deferal, dan bahkan untuk pendapatan yang diterima dimuka.
Contohnya biaya penggunaan bahan baku, penggunaan perlengkapan, hutang gaji, hutang sewa, deposit supplier, semua biaya dibayar dimuka, pendapatan diterima dimuka, dan juga kerugian atau keuntungan selisih kurs.
3. Contoh Jurnal Penyesuaian
Nah, berikut ini contoh jurnal penyesuaian berdasarkan beberapa kasus yang berbeda namun sering sekali atau bahkan hampir selalu terjadi di suatu perusahaan.a. Beban Dibayar Dimuka
Cukup banyak beban yang bisa dibayar dimuka oleh perusahaan, misalnya sewa gedung, sewa aset, atau yang lain dimana biasanya memakan banyak biaya.Jika sewa tersebut masa manfaatnya lebih dari satu periode maka kebijakan yang paling baik adalah dengan membebankan total biaya ke periodenya masing-masing.
Contoh, jika perusahaan membayar sewa gedung sebesar Rp. 500 juta untuk masa manfaat 5 Tahun, maka tiap bulan perlu mengakui beban tersebut melalui jurnal penyesuaian.
Mengakui sewa dibayar dimuka
Akun
|
Debet
|
Kredit
|
Sewa dibayar dimuka
|
500.000.000
|
|
Kas/bank
|
500.000.000
|
*Sewa dibayar dimuka adalah aset, karena hanya mengubah bentuk aset saja. Dari kas/bank menjadi sewa dibayar dimuka.
Jurnal penyesuaian per periode
Akun
|
Debet
|
Kredit
|
Biaya sewa gedung
|
8.333.333
|
|
Sewa dibayar dimuka
|
8.333.333
|
*Karena sebelumnya perusahaan telah mengeluarkan kas/bank ketika pengakuan sewa dibayar dimuka, maka ketika mengakui biaya sewa tidak perlu (karena memang tidak ada) mencatat pengeluaran kas/bank.
*Sebagai gantinya, pengakuan biaya sewa akan mengurangi aset sewa dibayar dimuka.
*Perhitungan: 500 juta dibagi 5 tahun, hasilnya dibagi 12 bulan sesuai periode akuntansi yang digunakan.
*Jurnal penyesuaian ini akan selalu dibuat untuk mengakui biaya sewa di setiap periode sampai masa manfaat sewa habis.
b. Deposit Supplier
Deposit supplier hampir mirip seperti biaya dibayar dimuka, sama-sama membayar namun manfaatnya belum didapat sepenuhnya oleh perusahaan.
Deposit supplier adalah transaksi untuk membeli sesuatu kepada supplier dengan membayar terlebih dahulu, sedangkan barang/jasanya diterima kemudian.
Deposit Penuh
Misalkan perusahaan pada tanggal 3 Februari transfer dana 100 juta ke supplier guna memesan 1000 barang dagang.
Supplier menjanjikan 400 barang dagang akan dikirim pada tanggal 15 Februari, 400 pada 1 Maret, dan sisanya pada 10 Maret.
Jurnal tanggal 3 Februari
Akun
|
Debet
|
Kredit
|
Deposit supplier
|
100.000.000
|
|
Kas/bank
|
100.000.000
|
*Sama halnya dengan biaya dibayar dimuka, deposit supplier adalah aset.
Akun
|
Debet
|
Kredit
|
Persediaan barang dagang
|
40.000.000
|
|
Deposit supplier
|
40.000.000
|
Jurnal tanggal 1 Maret
Akun
|
Debet
|
Kredit
|
Persediaan barang dagang
|
40.000.000
|
|
Deposit supplier
|
40.000.000
|
Jurnal tanggal 10 Maret
Akun
|
Debet
|
Kredit
|
Persediaan barang dagang
|
20.000.000
|
|
Deposit supplier
|
20.000.000
|
*Perhitungan harga per barang dagang: 100 juta di bagi 1.000 hasilnya 100.000
*Persediaan barang dagang juga merupakan aset, akan menjadi biaya (HPP) ketika terjadi penjualan.
Down Payment (DP)
Pasti sering kan denger kata DP, ini bisa dilakukan oleh perusahaan ketika mau membeli sesuatu, bisa barang dagang, bahan, baku, peralatan aset, atau apapun itu.
Contoh, perusahaan memesan beras 10 ton pada tanggal 1 Juli senilai 12 juta, dan 3 timbangan digital masing-masing harganya Rp. 700.000. Perusahaan membayar 30% dari total biaya, sisanya ketika barang diterima penuh.
Supplier bersedia mengirim timbangan digital pada tanggal berikutnya, dan masing-masing beras 5 ton pada tanggal 4 dan 7 Juli.
Jurnal tanggal 1 Juli
Akun
|
Debet
|
Kredit
|
DP bahan baku
|
3.600.000
|
|
DP Peralatan
|
630.000
|
|
Kas/bank
|
4.230.000
|
Jurnal tanggal 2 Juli
Akun
|
Debet
|
Kredit
|
Peralatan
|
2.100.000
|
|
DP Peralatan
|
630.000
|
|
Kas/bank
|
1.470.000
|
Jurnal tanggal 4 Juli
Akun
|
Debet
|
Kredit
|
Persediaan bahan baku
|
6.000.000
|
|
DP bahan baku
|
3.600.000
|
|
Hutang bahan baku
|
2.400.000
|
Jurnal tanggal 7 Juli
Akun
|
Debet
|
Kredit
|
Persediaan bahan baku
|
6.000.000
|
|
Hutang bahan baku
|
2.400.000
|
|
Kas/bank
|
8.400.000
|
c. Pendapatan Dibayar Dimuka
Ini seperti kebalikan dari deposit supplier dan biaya dibayar disewa di atas, atau lebih tepatnya perusahaan pada posisi menjadi supplier. Kadang disebut deposit pelanggan.
Contoh, pada tanggal 1 Juni perusahaan menerima pembayaran penuh untuk 1.000 nasi dos senilai 1.000.000, nasi dos harus dikirimkan pada tanggal 13 dan 14 Juni masing-masing untuk jumlah yang sama.
Jurnal penyesuaian tanggal 1 Juni
Akun
|
Debet
|
Kredit
|
Kas/bank
|
1.000.000
|
|
Pendapatan diterima dimuka
|
1.000.000
|
*Pendapatan diterima dimuka atau deposit pelanggan adalah kewajiban atau hutang, dan belum boleh diakui pendapatan/penjualan.
*Dianggap hutang karena menimbulkan kewajiban untuk memenuhi pesanan.
*Akan menjadi pendapatan/penjualan ketika pesanan telah dipenuhi
Jurnal penyesuaian tanggal 13 Juni
Akun
|
Debet
|
Kredit
|
Pendapatan diterima dimuka
|
500.000
|
|
Penjualan
|
500.000
|
Jurnal penyesuaian tanggal 14 Juni
Akun
|
Debet
|
Kredit
|
Pendapatan diterima dimuka
|
500.000
|
|
Penjualan
|
500.000
|
Tgl
|
Akun
|
Debet
|
Kredit
|
1 Juni
|
Kas/bank
|
300.000
|
|
Pendapatan diterima dimuka
|
300.000
|
||
13 Juni
|
Pendapatan diterima dimuka
|
500.000
|
|
Penjualan
|
500.000
|
||
14 Juni
|
Pendapatan diterima dimuka
|
100.000
|
|
Kas/bank
|
400.000
|
||
Penjualan
|
500.000
|
d. Penyusutan dan Amortisasi
Selama suatu perusahaan memiliki aset, pasti di setiap periodenya akan membuat jurnal penyesuaian untuk mengurangi nilai dari aset tersebut.
Mengurangi nilai aset tersebut bertujuan untuk mengakui manfaat dari aset karena telah digunakan untuk kepentingan perusahaan.
Dalam akuntansi, pengurangan nilai aset dikenal dengan istilah penyusutan untuk aset tetap berwujud, dan amortisasi untuk aset tetap tidak berwujud.
Contoh, perusahaan memiliki aset mobil dengan nilai penyusutan per periodenya sebesar 1 juta, maka jurnal penyesuaiannya adalah sebagai berikut:
Akun
|
Debet
|
Kredit
|
Biaya penyusutan
|
1.000.000
|
|
Akumulasi penyusutan mobil
|
1.000.000
|
*Akumulasi penyusutan adalah akun kontra, di neraca akan mengurangi nilai aset.
e. Selisih Kurs
Jika biaya atau pendapatan yang menggunakan mata uang asing dikeluarkan atau diterima saat itu juga, maka tidak perlu ada jurnal penyesuaian karena menggunakan kurs saat itu.
Tapi untuk beberapa kasus, kadang selisih kurs ini cukup krusial karena beda kurs. Misalnya, tanggal 27 Februari perusahaan melakukan penjualan secara kredit ke luar negeri sebesar USD 1.000, hari itu kur per dolar adalah Rp. 14.000.
Diketahui, piutang luar negeri tersebut baru akan diterima oleh perusahaan pada tanggal 10 Maret. Dan ternyata pada 10 Maret kurs per dolar adalah Rp. 14.200.
Tgl
|
Akun
|
Debet
|
Kredit
|
27 Feb
|
Piutang luar negeri
|
14.000.000
|
|
Penjualan
|
14.000.000
|
||
10 Mar
|
Kas/bank
|
14.200.000
|
|
Laba ditahan
|
200.000
|
||
Piutang luar negeri
|
14.000.000
|
*Perusahaan mengalami keuntungan selisih kurs sebesar Rp. 200.000
*Kenapa laba ditahan? Karena bertujuan menambah pendapatan periode februari. Jika diakui pendapatan/penjualan, nanti akan masuk pada periode maret, ini kurang tepat.
*Pendapatan periode sebelumnya tetap harus diakui walau terjadi di periode selanjutnya, selama perolehan pendapatan tersebut hasil operasi periode sebelumnya.
f. Beban Akrual Lainnya
- Hutang Gaji
Kadang, perusahaan memberikan gaji kepada karyawannya di bulan berikutnya, biasanya tanggal 2 atau 3, padahal gaji tersebut untuk sumber daya di periode sebelumnya.
Artinya, walaupun uang baru keluar di bulan berikutnya, tapi biaya harus tetap diakui di periode penggunaan sumber daya untuk memperoleh pendapatan.
Ini sesuai prinsip akuntansi, yaitu prinsip mempertemukan biaya dan pendapatan di periode yang sama, tidak boleh di periode yang berbeda.
Contoh, perusahaan menghitung gaji bulan maret sebesar 100 juta dan akan dibayarkan pada tanggal 3 April. Kemudian, tanggal 5 April diketahui ada kekurangan pembayaran gaji sebesar 2 juta. Maka jurnal penyesuaian sebagai berikut:
Tgl
|
Akun
|
Debet
|
Kredit
|
31 Mar
|
Biaya gaji
|
100.000.000
|
|
Hutang gaji
|
100.000.000
|
||
3 Apr
|
Hutang gaji
|
100.000.000
|
|
Kas/bank
|
100.000.000
|
||
5 Apr
|
Laba ditahan
|
2.000.000
|
|
Kas/bank
|
2.000.000
|
*Kekurangan gaji mengurangi laba ditahan.
*Mengurangi laba ditahan karena biaya gaji terlalu rendah hingga menyebabkan laba ditahan terlalu tinggi.
Banyak perusahaan yang menyewa layanan air, internet, dan telepon di perusahaan lainnya. Kadang, invoice sewa tersebut baru didapat oleh perusahaan di bulan berikutnya.
Seperti di atas, walau baru ada tagihan dan pembayaran di bulan berikutnya, biaya tersebut wajib diakui biaya untuk periode penggunaannya.
Misal, tanggal 31 Agustus perusahaan akan mengakui sewa air, telephone, dan internet berdasarkan invoice bulan Juli sebesar 1.000.000.
Diketahui invoice sebenarnya dari bulan Agustus diterima tanggal 4 September sebesar 1.130.000. Maka jurnalnya sebagai berikut:
Tgl
|
Akun
|
Debet
|
Kredit
|
31 Agt
|
Biaya air, tlp, internet
|
1.000.000
|
|
Hutang sewa air, tlp,
internet
|
1.000.000
|
||
4 Sept
|
Hutang sewa air, tlp,
internet
|
1.000.000
|
|
Laba ditahan
|
130.000
|
||
Kas/bank
|
1.130.000
|
Apakah hanya itu saja penggunaan jurnal penyesuaian? Tidak, biaya akrual ada banyak, tapi prinsipnya sama seperti di atas. Setelah mempelajari contoh jurnal penyesuaian di atas, saya yakin kalian akan dengan mudah menjurnal biaya akrual lainnya.
B. Jurnal Koreksi
Gimana, sudah jelas tentang jurnal penyesuaian? Jika belum silahkan tinggalkan komentar di bawah. Jika sudah paham, lanjut ke jurnal koreksi berikut ini:
1. Pengertian Jurnal Koreksi
Jurnal koreksi adalah jurnal yang dibuat oleh akuntan untuk memperbaiki kesalahan pencatatan transaksi yang terjadi.
Artinya, jurnal koreksi ini ada untuk memperbaiki kesalahan. Kenapa tidak dihapus atau di tipex saja? hmmn, ketika kalian belajar di kampus, saya yakin dosen sudah memperingatkan kalian.
Menghapus atau men-tipex jurnal transaksi adalah sesuatu yang tabu dilakukan dalam dunia akuntansi, karena akan merusak historicalnya.
2. Fungsi Jurnal Koreksi
Fungsi jurnal koreksi tentu saja untuk memperbaiki atau membetulkan kesalahan, lebih spesifik lagi dapat digunakan untuk membetulkan kesalahan jumlah maupun akun.
Biasanya, jurnal koreksi ini digunakan jika kesalahan pencatatan transaksi terjadi di periode yang sama. Tapi, kalau sudah masuk di periode berikutnya dan kesalahan baru diketahui, bisa memperbaikinya menggunakan jurnal penyesuaian.
3. Contoh Jurnal Koreksi
Berikut ini contoh jurnal koreksi untuk memperbaiki kesalahan jumlah/nilai dan kesalahan akun:
a. Kesalahan Nilai
Misal, tanggal 2 Maret terjadi pembelian persediaan sebesar 10 juta secara tunai, dan terjadi penjualan sebesar 2.400.000 secara kredit.
Namun, tanggal 3 agung sebagai Supervisor memberikan surat cinta ke Dian sebagai akuntan bahwa dirinya telah salah mencatatkan jumlah.
Dian justru mencatatkan jumlah 1 juta untuk pembelian, dan 24 juta untuk penjualan. Maka dari itu Dian perlu menanggapi surat cinta dari Agung untuk membuat jurnal koreksi.
Tgl
|
Akun
|
Debet
|
Kredit
|
Jurnal salah jumlah:
|
|||
2 Mar
|
Persediaan barang dagang
|
1.000.000
|
|
Kas/bank
|
1.000.000
|
||
Piutang dagang
|
24.000.000
|
||
Penjualan
|
24.000.000
|
||
Jurnal Koreksi:
|
|||
3 Mar
|
Persediaan barang dagang
|
9.000.000
|
|
Kas/bank
|
9.000.000
|
||
Penjualan
|
21.600.000
|
||
Piutang dagang
|
21.600.000
|
*Jika salah jumlah, tinggal buat jurnal baru dengan akun yang sama dan sesuaikan jumlahnya saja.
*Tambah jika kesalahannya terlalu kecil pencatatan, kurang jika terlalu besar hingga sesuai dengan nilai yang benar.
b. Kesalahan Akun
Misalnya, tanggal 7 Maret terjadi pembelian barang dagang sebesar 3 juta secara tunai, pembelian peralatan sebesar 1 juta secara tunai, dan terjadi pendapatan diterima dimuka sebesar 2 juta.
Namun sekali lagi, tanggal 8 Maret Agung dengan penuh perhatian, kasih sayang, dan pengertian memberikan surat cinta ke Dian yang isinya:
- Pencatatan pembelian barang dagang salah karena harusnya tunai.
- Pembelian peralatan salah karena dicatatkan sebagai perlengkapan.
- Pencatatan pendapatan diterima dimuka salah karena dicatat sebagai penjualan barang dagang secara kredit.
Maka jurnalnya sebagai berikut:
Tgl
|
Akun
|
Debet
|
Kredit
|
Jurnal salah akun:
|
|||
7 Mar
|
Persediaan barang dagang
|
3.000.000
|
|
Hutang dagang
|
3.000.000
|
||
Perlengkapan
|
1.000.000
|
||
Kas/bank
|
1.000.000
|
||
Piutang dagang
|
2.000.000
|
||
Penjualan
|
2.000.000
|
||
Jurnal Koreksi:
|
|||
8 Mar
|
Hutang dagang
|
3.000.000
|
|
Kas/bank
|
3.000.000
|
||
Peralatan
|
1.000.000
|
||
Perlengkapan
|
1.000.000
|
||
Kas/bank
|
2.000.000
|
||
Pendapatan diterima dimuka
|
2.000.000
|
||
Penjualan
|
2.000.000
|
||
Piutang dagang
|
2.000.000
|
*Jika salah akun, tinggal buat jurnal baru dan balik akun yang salah dengan akun yang benar.
*Akun yang benar tidak perlu di koreksi karena memang sudah benar.
*Boleh saja full membalik jurnal yang salah (baik akun yang benar maupun yang salah) lalu membuat jurnal yang benar, tapi ini tidak praktis jika yang salah hanya salah satu akun.
C. Perbedaan Jurnal Penyesuaian dan Jurnal Koreksi
Setelah mempelajari tentang jurnal penyesuaian dan jurnal koreksi di atas, tentunya kalian sudah tahu secara jelas apa saja perbedaan jurnal penyesuaian dan jurnal koreksi itu.
Nah berikut ini ringkasannya:
Jurnal Penyesuaian
|
Jurnal Koreksi
|
Untuk menyesuaikan sesuai
kondisi terkini
|
Untuk memperbaiki
kesalahan
|
Akuntan tahu bahwa harus
dibuat jika sudah saatnya
|
Akuntan tidak tahu bahwa
harus dibuat hingga kesalahan terdeteksi
|
Dapat dibuat kapan saja
jika diperlukan
|
Biasanya dibuat hanya pada
periode yang sama
|
Apa lagi perbedaan yang kalian sadari, tambahkan lewat komentar di bawah ya!
D. Membuat Jurnal Penyesuaian dan Koreksi Dengan Software
Pencatatan akuntansi terkini hampir selalu menggunakan software, apalagi untuk perusahaan menengah ke atas. Hal ini tentu akan lebih mempercepat pelaporan keuangan.
1. Budaya Mengedit Transaksi
Pada prakteknya menggunakan software, jurnal penyesuaian masih sering dibuat karena kebutuhan. Tapi, untuk jurnal koreksi sudah jarang, menghapus dan mengedit lebih sering dilakukan.
Banyak kebijakan perusahaan yang memperbolehkan staf akuntan untuk melakukan editing transaksi secara langsung jika memang terjadi kesalahan, tidak membuat jurnal koreksi. Hal ini dinilai lebih praktis dan laporan yang dihasilkan oleh software tetap rapi dan akurat.
Tapi jikapun akuntan akan membuat jurnal penyesuaian dan koreksi menggunakan softaware, logika antara pencatatan manual di kertas dan software sama saja, cuman kalau pake software tentu ada kontrol yang lebih kuat.
2. Kontrol Lebih Kuat
Dengan menggunakan software akan lebih sulit dalam membuat kesalahan. Misalnya, jika manual ada kemungkinan salah nilai karena tidak balance, jumlah antara debet dan kredit tidak sama.
Tapi kalau di software, kesalahan tersebut langsung bisa diketahui karena ada peringatan yang muncul kalau jumlah tidak balance.
Selain kesalahan jumlah, kesalahan akun juga sama-sama bisa terdeteksi dengan mudah. Misalnya kalian sebagai general accounting ini menjurnal pembelian tapi justru menjurnal penjualan, ini akan menyebabkan berkurangnya persediaan.
Jika persediaan berkurang biasanya bagian cost accounting akan langsung dapat mengetahuinya. Jika persediaan berkurang tidak semestinya, maka bagian general accounting akan diberi tahu kemungkinan terjadi kesalahan.
Contoh lain, mungkin menggunakan software akan sedikit membuat ribet, pasalnya banyak perusahaan yang melakukan pembatasa akses.
Misal, seorang staff akuntansi kemungkinan tidak punya akses untuk melakukan editing, membuat jurnal penyesuaian dan koreksi, dll, jadi jika mau melakukan editing atau penyesuaian atau lainnya pada suatu transaksi perlu melaporkannya pada supervisor.
Selanjutnya:
-----
Oke ya gaess, itulah pembahasan kita tentang jurnal penyesuaian dan jurnal koreksi yang meliputi pengertian, perbedaan, dan contoh jurnalnya. Semoga pembahasa di atas bermanfaat dan membantu kalian. Jangan lupa untuk share artikel ini juga ya, thanks dan salam sukses.
No comments:
Post a Comment
Sebelum Anda memberikan komentar dan tanggapan atas artikel di atas, baca dan pahami aturan tanggapan kami pada laman TOS. Setiap komentar yang tidak sesuai dengan aturan tanggapan tidak akan di publikasikan.