Jurnal Transfer Kas/Bank Antar Kantor Pusat dan Cabang
– Dunia akuntansi memang sangat luas, dengan memahami perlakuan akuntansi secara baik, segala macam transaksi dapat kalian bukukan dengan baik pula. Dalam praktek akuntansi tingkat lanjutan, sudah sangat biasa kalian akan menemui transaksi yang melibatkan kantor pusat ke cabang, dan cabang ke cabang.Salah satu transaksi yang paling sering terjadi adalah transaksi transfer kas dan bank. Yang jadi permasalahan adalah transfer tersebut kurang tepat jika diakui sebagai pendapatan maupun beban. Kalau seandainya bisa diakui sebagai pendapatan dan beban, maka akan sangat mudah perlakuannya. Jadi, perlakuan akuntansi seperti apa yang diperlukan?
Pada umumnya, transfer kas dan bank yang terjadi antara kantor pusat dan cabang serta cabang dan cabang akan memunculkan akun baru, artinya perlu dibuat akun sebagai penghubungnya. Lebih jelasnya silahkan pelajari penjelasan di bawah ini:
Sebelumnya, baca juga: Pengertian dan penggunaan Akun Ayat Silang dalam akuntansi.
Akun Penghubung
Untuk penamaan akun sendiri sangat bermacam-macam ya. Tapi prinsipnya, kantor pusat akan membuat akun yang digolongkan sebagai aset di Neraca, sedangkan cabang membuat akun hutang. Dalam artikel ini, saya akan membuat akun dengan nama Piutang Cabang (untuk kantor pusat), dan Hutang Pusat (untuk cabang).Itu kalau pusat dan cabang ya, gimana kalau cabang dan cabang? Ada dua alternatif, pertama buat akun baru lagi untuk menghubungkan antar cabang, dalam artikel ini saya akan buat akun dengan nama Piutang Antar Cabang dan Hutang Antar Cabang. Alternatif kedua, menghubungkan antar cabang dengan melibatkan kantor pusat, masih akan menggunakan akun penghubung antara pusat dan cabang namun dengan membuat jurnal fiktif di pembukuan pusat dengan akun Ayat Silang. Biar lebih mudah memahami, pelajari juga Ayat Silang pada link di atas ya!
Oh iya, dalam artikel ini saya asumsikan pembukuan pusat dan cabang serta cabang dan cabang berbeda ya, jadi pembukuannya terpisah. Kalau masih dalam satu pembukuan, apa yang saya jelaskan di artikel ini tidak berlaku, cukup buat jurnal transfer seperti biasanya.
Eitss, jangan pusing dulu, itu baru penamaannya aja lho, biar lebih paham lanjut membaca penjelasan dan contoh transaksinya di bawah ya!
Transfer Antar Kantor Pusat dan Cabang
Untuk nama akunnya sudah saya jelaskan di atas ya, sekarang contoh transaksi yang sering terjadi. Misalnya, pada tanggal 1 juni 2019 kantor pusat mentransfer dana anggaran ke cabang C sebesar 10.000.000 via transfer Bank, karena beda Bank maka ada biaya administrasi sebesar 6.500. Pada tanggal 2 agustus 2019, pusat transfer tambahan modal kerja ke cabang C sebesar 20.000.000 secara cash. Maka jurnalnya sebagai berikut:
Tgl
|
Akun
|
Debet
|
Kredit
|
Kantor Pusat:
|
|||
1/6/19
|
Piutang Cabang C
|
10.006.500
|
|
Bank
|
10.006.500
|
||
Cabang C
|
|||
1/6/19
|
Bank
|
10.000.000
|
|
Biaya Administrasi
|
6.500
|
||
Hutang Pusat
|
10.006.500
|
||
Kantor Pusat:
|
|||
2/8/19
|
Piutang Cabang C
|
20.000.000
|
|
Kas
|
20.000.000
|
||
Cabang:
|
|||
2/8/19
|
Kas
|
20.000.000
|
|
Hutang Pusat
|
20.000.000
|
Jelas kan? Kenapa biaya administrasi saya bebankan ke cabang C? Ini karena biaya tersebut muncul untuk kepentingan cabang C ya. Semisal saya bebankan ke pusat, nanti ada istilah “distribusi biaya pusat” untuk membuat NOL biaya yang terjadi dipusat dan dibebankan ke semua cabang (saya bahas lain kali ya), ini bisa merugikan dan mempengaruhi penilaian performa cabang lainnya karena biaya hanya muncul untuk kepentingan cabang C saja, tidak semua cabang.
Apakah piutang dan hutang di atas wajib dlunasi? Ini tergantung kebijakan setiap perusahaan, biasanya akun tersebut tidak wajib dilunasi. Akun piutang dan hutang akan terbalik (seperti jurnal pelunasan) ketika cabang transfer kembali ke pusat, misalnya setor penjualan. Jika terjadi setor penjualan atau cabang transfer ke pusat untuk hal lainnya, maka jurnalnya tinggal membalik jurnal di atas saja.
Transfer Antar Cabang dan Cabang
Langsung ke contohnya ya, misalkan pada tanggal 10 juni 2019 Cabang A meminjam dana ke Cabang B sebesar 10.000.000 untuk belanja barang dagang via bank dengan biaya administrasi sebesar 6.500. Maka jurnalnya sebagai berikut:
Alternatif pertama:
Tgl
|
Akun
|
Debet
|
Kredit
|
Cabang A:
|
|||
10/6/19
|
Bank
|
10.000.000
|
|
Biaya Administrasi
|
6.500
|
||
Hutang Antar Cabang
|
10.006.500
|
||
Cabang B:
|
|||
10/6/19
|
Piutang Antar Bank
|
10.006.500
|
|
Bank
|
10.006.500
|
Alternatif kedua (saya rekomendasikan pakai ini):
Tgl
|
Akun
|
Debet
|
Kredit
|
Cabang A:
|
|||
10/6/19
|
Bank
|
10.000.000
|
|
Biaya Administrasi
|
6.500
|
||
Hutang Pusat
|
10.006.500
|
||
Cabang B:
|
|||
10/6/19
|
Hutang Pusat
|
10.006.500
|
|
Bank
|
10.006.500
|
||
Kantor Pusat:
|
|||
10/6/19
|
Ayat Silang
|
10.006.500
|
|
Piutang Cabang B
|
10.006.500
|
||
Piutang Cabang A
|
10.006.500
|
||
Ayat Silang
|
10.006.500
|
Mudah sekali kan? Kalau masih bingung tanyakan via komentar di bawah ya!
Selanjutnya: Jurnal akuntansi untuk pembentukan persekutuan firma.
----
Oke ya kawan-kawan, itulah jurnal transfer kas/bank antar kantor pusat dan cabang serta cabang ke cabang. Semoga penjelasan di atas bermanfaat dan membantu kalian untuk melakukan pembukuan akuntansi yang baik. Jangan lupa untuk share artikel ini juga ya, thanks dan salam sukses.
No comments:
Post a Comment
Sebelum Anda memberikan komentar dan tanggapan atas artikel di atas, baca dan pahami aturan tanggapan kami pada laman TOS. Setiap komentar yang tidak sesuai dengan aturan tanggapan tidak akan di publikasikan.