Kisah Sukses Nadiem Makarim, Sang Pendiri GO-JEK - Bagi penduduk Jakarta dan kota besar lainnya, pasti sudah familiar dengan layanan GO-JEK. Sebuah perusahaan jasa transportasi yang menggunakan ojek sebagai medianya. Ojek sendiri adalah transportasi menggunakan sepeda motor. Ojek-ojek ini bisa ditemukan di tempat-tempat keramaian seperti, terminal, stasiun dan pasar. Cara mengenalinya cukup mudah, karena mereka mempunyai tempat mangkal khusus.
Nah, tahun 2011 ada inovasi yang sangat keren di dunia ojek. Seorang anak bangsa, Nadiem Makarim membuat sebuah aplikasi transportasi dengan media ojek online. Sehingga pelanggan bisa memesan ojek dari mana saja, melalui aplikasi di smart phone mereka.
Sebelumnya, baca juga: Kisah sukses Merry Riana dalam membangun bisnis.
Mengenal Sosok Nadiem Makarim
Nadiem Makarim mulai dikenal setelah aplikasi yang ia luncurkan mendapat liputan dari berbagai media. Aplikasi yang dinamakan GO-JEK ini merupakan layanan transportasi berbasis teknologi. Mulai beroperasi sejak 2011, GO-JEK mulai mendapat perhatian dari berbagai pihak. Apa saja fitur yang ditawarkan Nadiem pada aplikasi GO-JEK?
Awalnya Nadiem hanya menawarkan jasa transportasi orang. Seperti ojek konvensional, namun pelanggan tidak perlu menunggu ojek di pinggir jalan atau menyetop ojek yang lewat. Cukup menggunakan smart phone saja. Sebuah kemajuan yang tergolong pesat bagi moda transportasi Indonesia. Bagaimana profil Nadiem Makarim dibalik ketenaran GO-JEK?
Masa Kecil Nadiem Makarim
Nadiem Makarim adalah putra dari Nono Anwar Makarim dan Atika Algadrie. Ayahnya seorang pengacara dari Pekalongan, sedangkan ibunya dari Pasuruan, yang bekerja di bidang non-profit. Nadiem lahir di Singapura pada 4 Juli 1984 sebagai anak sulung dari tiga bersaudara. Ia memiliki dua saudara perempuan. Nadiem Makarim menyelesaikan sekolah dasarnya di Jakarta, kemudian melanjutkan SMA di Singapura.
Setelah itu, ia melanjutkan pendidikannya di jurusan International Relations di Brown University, Amerika Serikat. Selain itu ia mengikuti program foreign exchange di London School of Economics dan melanjutkan studinya di Harvard Business School, Harvard University. Nadiem akhirnya lulus dari Harvard dengan menyandang gelar MBA (Master Business Of Administration).
Perjalanan Karier Nadiem
Sebelum membuka perusahaan sendiri, Nadiem sempat bekerja di Mckinsey & Company. Sebuah perusahaan konsultan ternama di Jakarta. Nadiem bekerja di sana selama tiga tahun, sebelum akhirnya berhenti. Selain itu Nadiem juga pernah bekerja sebagai Co-founder dan Managing Editor di Zalora Indonesia. Bahkan ia juga pernah bekerja sebagai Chief Innovation Officer kartuku.
Setelah memiliki pengalaman kerja yang sedemikian banyak, Nadiem memutuskan untuk menjadi seorang enterpreneur. Alasannya adalah karena Nadiem ingin mengontrol masa depannya sendiri. Tentu saja, ini karena ia memiliki jiwa sebagai seorang enterpreneur, selain skill yang mumpuni. Apa yang menyebabkan Nadiem memiliki ide untuk mendirikan GO-JEK?
Advertisement
Ide Mendirikan GO-JEK
Sewaktu masih bekerja sebagai karyawan, aktivitas Nadiem sangat padat. Pekerjaannya yang sering berpindah dari satu meeting ke meeting lainnya, membuatnya harus cermat memanfaatkan waktu. Nadiem memiliki mobilitas tingkat tinggi, di tengah kota Jakarta yang terkenal padat dan macet yang parah. Oleh karena itu, Nadiem tidak pernah menggunakan mobil untuk aktivitasnya. Sebagai gantinya, ia menggunakan ojek. Ada beberapa tukang ojek yang menjadi langganannya. Suatu ketika Nadiem mendengar keluhan tukang ojeknya, bahwa mereka menghabiskan banyak waktu untuk menunggu penumpang. Sehingga penumpang yang didapat tidak maksimal, dengan waktu yang dihabiskan. Nadiem memikirkan solusi apa yang bisa ia berikan atas cerita tukang ojek langganannya.
Tahun 2011, Nadiem membuat sistem pemesanan ojek melalui telepon yang dinamakan GO-JEK. Setelah melakukan pendekatan dan diskusi panjang lebar dengan beberapa tukang ojek, Nadiem berhasil mendapatkan 20 orang tukang ojek yang mau bergabung di perusahaannya. Dengan sistem bagi hasil 80:20 untuk tukang ojek, layanan ini mulai mendapat pelanggan. Namun, kesibukan Nadiem membuat perkembangan GO-JEK jalan di tempat. Hingga akhirnya, Nadiem mendapatkan investor dari Singapura yaitu Northstar Group di tahun 2014.
Di tahun yang sama, Nadiem juga mendapatkan suntikan dana dari perusahaan Redmart Limited dan Zimplistic Pte Ltd. Adanya investor ini membuat Nadiem leluasa untuk mengembangkan GO-JEK.
Perkembangan GO-JEK
Dengan adanya investor, Nadiem mulai percaya diri untuk mengembangkan GO-JEK agar lebih canggih lagi. Tahun 2015, akhirnya Nadiem berhasil membuat aplikasi mobile untuk layanan GO-JEK. Layanan yang ditawarkan pun tidak hanya antar-jemput penumpang, tetapi juga layanan pesan antar makanan, kirim barang hingga belanja. Berbagai fitur yang ditawarkan GO-JEK membuat makin banyak masyarakat yang menggunakan aplikasi ini di smart phone mereka.
Tarif yang ditetapkan GO-JEK pun berdasarkan jauh atau dekatnya, jarak yang ditempuh. Selain itu pembayarannya dapat menggunakan credit (my wallet), selain membayar dengan cash seperti Ojek konvensional. Layanan jasa transportasi berbasis teknologi ini merupakan kemajuan yang sangat pesat bagi dunia transportasi Indonesia.
Setelah menguasai daerah Jabodetabek, GO-JEK mulai merambah di kota besar lainnya. Seperti Bandung, Surabaya, Yogyakarta dan Bali. Sekarang sekitar 10 ribu orang tukang Ojek berada di bawah naungan GO-JEK. Banyak diantara mereka memiliki profesi lain sebelumnya, seperti karyawan swasta atau bahkan mahasiswa. Kehadiran GO-JEK membuat penghasilan para tukang Ojek ini relatif meningkat. Nadiem pun dianggap berhasil sebagai enterpreneur muda, dengan bisnis start-up-nya.
Banyak liputan dari media cetak dan online tentang Nadiem dan GO-JEK. Seorang anak bangsa yang menimba ilmu di luar negeri, namun memilih untuk berkarya di dalam negeri. Meninggalkan kesempatan berkarier di luar negeri dan memilih menjadi enterpreneur di negeri sendiri. Semoga langkah Nadiem ini bisa menginspirasi generasi muda untuk berkarya bagi bangsa Indonesia.
Selanjutnya: Kisah sukses Yoris Sebastian.
----
Oke ya, itulah sedikit cerita tentang kisah sukses Nadiem Makarim dalam mendirikan GO-JEK. Semoga kisah di atas bermanfaat dan menambah motivasi kalian untuk berwirausaha. Jangan lupa untuk sahre artikel ini juga ya kawan, thanks dan salam sukses.
Nah, tahun 2011 ada inovasi yang sangat keren di dunia ojek. Seorang anak bangsa, Nadiem Makarim membuat sebuah aplikasi transportasi dengan media ojek online. Sehingga pelanggan bisa memesan ojek dari mana saja, melalui aplikasi di smart phone mereka.
Sebelumnya, baca juga: Kisah sukses Merry Riana dalam membangun bisnis.
Mengenal Sosok Nadiem Makarim
Nadiem Makarim mulai dikenal setelah aplikasi yang ia luncurkan mendapat liputan dari berbagai media. Aplikasi yang dinamakan GO-JEK ini merupakan layanan transportasi berbasis teknologi. Mulai beroperasi sejak 2011, GO-JEK mulai mendapat perhatian dari berbagai pihak. Apa saja fitur yang ditawarkan Nadiem pada aplikasi GO-JEK?
Awalnya Nadiem hanya menawarkan jasa transportasi orang. Seperti ojek konvensional, namun pelanggan tidak perlu menunggu ojek di pinggir jalan atau menyetop ojek yang lewat. Cukup menggunakan smart phone saja. Sebuah kemajuan yang tergolong pesat bagi moda transportasi Indonesia. Bagaimana profil Nadiem Makarim dibalik ketenaran GO-JEK?
Masa Kecil Nadiem Makarim
Nadiem Makarim adalah putra dari Nono Anwar Makarim dan Atika Algadrie. Ayahnya seorang pengacara dari Pekalongan, sedangkan ibunya dari Pasuruan, yang bekerja di bidang non-profit. Nadiem lahir di Singapura pada 4 Juli 1984 sebagai anak sulung dari tiga bersaudara. Ia memiliki dua saudara perempuan. Nadiem Makarim menyelesaikan sekolah dasarnya di Jakarta, kemudian melanjutkan SMA di Singapura.
Setelah itu, ia melanjutkan pendidikannya di jurusan International Relations di Brown University, Amerika Serikat. Selain itu ia mengikuti program foreign exchange di London School of Economics dan melanjutkan studinya di Harvard Business School, Harvard University. Nadiem akhirnya lulus dari Harvard dengan menyandang gelar MBA (Master Business Of Administration).
Perjalanan Karier Nadiem
Sebelum membuka perusahaan sendiri, Nadiem sempat bekerja di Mckinsey & Company. Sebuah perusahaan konsultan ternama di Jakarta. Nadiem bekerja di sana selama tiga tahun, sebelum akhirnya berhenti. Selain itu Nadiem juga pernah bekerja sebagai Co-founder dan Managing Editor di Zalora Indonesia. Bahkan ia juga pernah bekerja sebagai Chief Innovation Officer kartuku.
Setelah memiliki pengalaman kerja yang sedemikian banyak, Nadiem memutuskan untuk menjadi seorang enterpreneur. Alasannya adalah karena Nadiem ingin mengontrol masa depannya sendiri. Tentu saja, ini karena ia memiliki jiwa sebagai seorang enterpreneur, selain skill yang mumpuni. Apa yang menyebabkan Nadiem memiliki ide untuk mendirikan GO-JEK?
Ide Mendirikan GO-JEK
Sewaktu masih bekerja sebagai karyawan, aktivitas Nadiem sangat padat. Pekerjaannya yang sering berpindah dari satu meeting ke meeting lainnya, membuatnya harus cermat memanfaatkan waktu. Nadiem memiliki mobilitas tingkat tinggi, di tengah kota Jakarta yang terkenal padat dan macet yang parah. Oleh karena itu, Nadiem tidak pernah menggunakan mobil untuk aktivitasnya. Sebagai gantinya, ia menggunakan ojek. Ada beberapa tukang ojek yang menjadi langganannya. Suatu ketika Nadiem mendengar keluhan tukang ojeknya, bahwa mereka menghabiskan banyak waktu untuk menunggu penumpang. Sehingga penumpang yang didapat tidak maksimal, dengan waktu yang dihabiskan. Nadiem memikirkan solusi apa yang bisa ia berikan atas cerita tukang ojek langganannya.
Tahun 2011, Nadiem membuat sistem pemesanan ojek melalui telepon yang dinamakan GO-JEK. Setelah melakukan pendekatan dan diskusi panjang lebar dengan beberapa tukang ojek, Nadiem berhasil mendapatkan 20 orang tukang ojek yang mau bergabung di perusahaannya. Dengan sistem bagi hasil 80:20 untuk tukang ojek, layanan ini mulai mendapat pelanggan. Namun, kesibukan Nadiem membuat perkembangan GO-JEK jalan di tempat. Hingga akhirnya, Nadiem mendapatkan investor dari Singapura yaitu Northstar Group di tahun 2014.
Di tahun yang sama, Nadiem juga mendapatkan suntikan dana dari perusahaan Redmart Limited dan Zimplistic Pte Ltd. Adanya investor ini membuat Nadiem leluasa untuk mengembangkan GO-JEK.
Perkembangan GO-JEK
Dengan adanya investor, Nadiem mulai percaya diri untuk mengembangkan GO-JEK agar lebih canggih lagi. Tahun 2015, akhirnya Nadiem berhasil membuat aplikasi mobile untuk layanan GO-JEK. Layanan yang ditawarkan pun tidak hanya antar-jemput penumpang, tetapi juga layanan pesan antar makanan, kirim barang hingga belanja. Berbagai fitur yang ditawarkan GO-JEK membuat makin banyak masyarakat yang menggunakan aplikasi ini di smart phone mereka.
Tarif yang ditetapkan GO-JEK pun berdasarkan jauh atau dekatnya, jarak yang ditempuh. Selain itu pembayarannya dapat menggunakan credit (my wallet), selain membayar dengan cash seperti Ojek konvensional. Layanan jasa transportasi berbasis teknologi ini merupakan kemajuan yang sangat pesat bagi dunia transportasi Indonesia.
Setelah menguasai daerah Jabodetabek, GO-JEK mulai merambah di kota besar lainnya. Seperti Bandung, Surabaya, Yogyakarta dan Bali. Sekarang sekitar 10 ribu orang tukang Ojek berada di bawah naungan GO-JEK. Banyak diantara mereka memiliki profesi lain sebelumnya, seperti karyawan swasta atau bahkan mahasiswa. Kehadiran GO-JEK membuat penghasilan para tukang Ojek ini relatif meningkat. Nadiem pun dianggap berhasil sebagai enterpreneur muda, dengan bisnis start-up-nya.
Banyak liputan dari media cetak dan online tentang Nadiem dan GO-JEK. Seorang anak bangsa yang menimba ilmu di luar negeri, namun memilih untuk berkarya di dalam negeri. Meninggalkan kesempatan berkarier di luar negeri dan memilih menjadi enterpreneur di negeri sendiri. Semoga langkah Nadiem ini bisa menginspirasi generasi muda untuk berkarya bagi bangsa Indonesia.
Selanjutnya: Kisah sukses Yoris Sebastian.
----
Oke ya, itulah sedikit cerita tentang kisah sukses Nadiem Makarim dalam mendirikan GO-JEK. Semoga kisah di atas bermanfaat dan menambah motivasi kalian untuk berwirausaha. Jangan lupa untuk sahre artikel ini juga ya kawan, thanks dan salam sukses.
No comments:
Post a Comment
Sebelum Anda memberikan komentar dan tanggapan atas artikel di atas, baca dan pahami aturan tanggapan kami pada laman TOS. Setiap komentar yang tidak sesuai dengan aturan tanggapan tidak akan di publikasikan.