HOT Banget

Thursday, 27 October 2016

Tantangan dan Hambatan Dalam Berbisnis Kuliner Makanan & Minuman

Advertisement
.
Tantangan dan Hambatan Dalam Berbisnis Kuliner Makanan & Minuman – Jujur saja, bisnis di bidang kuliner merupakan bisnis favorit saya karena saya sendiri menilai bisnis ini memiliki potensi yang amat besar. Saya juga sudah membuat beberapa ulasan tentang bisnis kuliner ini, dan kali ini saya akan menshare keluh kesah saya tentang beberapa kesulitan dan kendala dalam merencanakan bisnis di bidang ini.

Tapi perlu ditegaskan terlebih dahulu bahwa yang dibahas di sini bukan masalah modal, lokasi dan sebagainya, tapi lebih ke masalah yang menghadang ketika bisnis telah berjalan, bukan ketika memulainnya. Kalau kalian ingin membaca bagaimana memulai bisnis kuliner, silahkan baca di sini: Cara memulai bisnis kuliner.

Nah, sekarang kita langsung saja masuk pada inti pembahasan, berikut ini ulasan tentang tantangan dan hambatan dalam berbisnis kuliner:
Tantangan dan Hambatan Dalam Berbisnis Kuliner Makanan & Minuman

Isu Bahan Oplosan dan Bahan Pengawet
Berbagai media televisi sangat sering memberitakan masalah ini, dan ini merupakan isu yang sangat menggelikan bagi saya. Demi mengurangi biaya operasional dan meningkatkan keuntungan, banyak yang menggunakan cara yang tidak etis, salah satunya dengan mengoplos bahan dan memberikan pengawet agar tahan lama.

Biasanya dalam mengoplos pasti akan menggunakan bahan-bahan yang tidak layak, contohnya dalam membuat bakso sapi akan dioplos antara daging sapi dengan daging babi atau tikus. Jelas ini sangat tidak layak makan, apalagi bagi umat Islam.

Walaupun daging babi itu dikatakan memiliki cita rasa yang enak, namun daging tersebut merupakan salah satu daging yang paling berbahaya karena mengandung banyak bakteri, cacing, dan kotoran. Kalau masuk tubuh manusia, tentu bakteri dan cacing tersebut akan berkembang, serta kotorannya juga akan menumpuk di dalam tubuh si pemakan.

Sama halnya dengan bahan oplosan, penggunaan bahan pengawet juga demikian. Bahan pengawet seperti formalin, boraks, dan lainnya tersebut jelas-jelas akan merusak tubuh manusia. Jika dikonsumsi terlalu banyak dalam jangka waktu beberapa tahun, dijamin akan menyebabkan masalah pada organ vital tubuh.

Tapi untunglah pihak berwajib cukup hebat dalam menangani masalah ini, walaupun saya yakin masih banyak yang belum terungkap. Bagi kalian, saya sarankan untuk tidak menggunakan cara seperti ini, suatu saat pasti akan ketahuan, dan jika ketahuan akan menyebabkan hilangnya kepercayaan dari para konsumen.

Parahnya lagi, walaupun kamu sudah menghindari bahan oplosan dan bahan pengawet, tapi ada pihak lain yang ketahuan menggunakannya, kamu juga bisa terkena imbasnya. Pasti ada-ada saja konsumen yang akan bertanya-tanya dan meragukan milik kamu, padahal makanan dan minuman kamu bener-bener bersih. Dalam hal ini kamu perlu serius untuk menjelaskan kepada para konsumen.

Masalah Kandungan Gizi dan Halal-Haram
Masalah ini cukup berkaitan dengan masalah di atas, tapi mari kita lihat dari perspekltif yang berbeda. Masalah ini muncul tidak sebrutal masalah di atas, contohnya penggunaan bahan yang layak makan namun tidak sehat, atau penggunaan bahan legal namun haram.

Masalah kandungan gizi, akan sangat kamu rasakan ketika target pasar kalian adalah anak-anak. Dalam hal ini tentu kamu akan berurusan dengan selera orangtuanya, kalau orangtuanya tidak suka maka akan sulit untuk menggaet si target.

Sedangkan masalah halal-haram, ini meliputi keseluruhan operasional mulai dari cara dan bagaimana bahan didapat hingga proses serving. Tapi solusinya cukup mudah, yaitu dengan mendapatkan sertifikat halal dari pemerintah, dengan begitu pemerintah akan menguji kehalalan kuliner kamu sehingga jika lolos kamu dapat memamerkan kepada konsumen agar mereka bisa yakin dan tenang.
Advertisement


Selera Setiap Orang Bener-bener Berbeda
Hambatan ini akan muncul ketika kamu ingin memuaskan konsumen dengan berusaha mengakomodir segala keinginannya, dalam artinya ingin menciptakan variasi produk, bisa dari segi rasanya, bahannya, kemasannya, atau pelayanannya. Hal ini akan menyebabkan kamu untuk berusaha menyiapkan segala hal untuk mengakomodasi, sehingga akan meningkatkan biaya operasional.

Tidak akan ada masalah jika yang sudah kamu siapkan jadi digunakan, lha kalau tidak? Tentu akan menyebabkan kerugian. Hari ini ada konsumen yang minta begini, hari selanjutnya ada yang minta beda lagi, dan seterusnya, hal ini akan menyebabkan kamu kebingungan.

Kalau kamu belum lama memulai bisnis, memang disarankan untuk tidak menyediakan terlalu banyak variasi produk, cukup beberapa yang paling dominan saja. Nah, kalau sudah berkembang dimana kamu sudah benar-benar paham akan permintaan konsumen, serta mampu memperkirakan kebutuhannya, maka patut dicoba untuk menyediakan lebih banyak variasi produk.

Biaya Operasional Bisa Naik Sewaktu-waktu
Tantangan dalam berbisnis kuliner yang satu ini sangat dipengaruhi oleh kondisi ekonomi makro. Kamu sendiri pasti masih ingat dengan mahalnya cabai, mahalnya daging sapi, sulitnya mencari gas, dan sebagainya, semua peningkatan harga dan kesulitannya itu pasti akan berpengaruh pada operasional. Pilihannya ada tiga, ikut meningkatkan harga, mengurangi laba, atau mengurangi ukuran porsi.

Semua pilihan itu tidak akan mudah kamu putuskan, yang paling aman adalah dengan mengurangi laba karena kalau meningkatkan harga atau mengurangi porsi sangat rawan ditinggalkan konsumen. Hati-hati, kondisi seperti ini bisa dimanfaatkan pesaing untuk menggaet pelanggan kamu lho.

Kalau kondisinya sedang tidak baik, semua bahan naik harga dan kamu memilih ikut meningkatkan harga atau mengurangi porsi, maka para pesaing yang ingin merebut pelanggan kamu akan memilih untuk mengurangi laba, dengan harapan para pelanggan dan konsumen akan beralih kepada mereka.

Butuh Inovasi dan Kreativitas Yang Luar Biasa
Menurut saya, di bisnis kuliner baik makanan maupun minuman sangat perlu inovasi, menciptakan rasa yang baru akan membuat pelanggan tidak bosen dan penasaran dengan variasi produk baru tersebut. Sekarang coba kamu pikirkan, bukankah kamu ada kalanya bosan dengan makanan favorit kamu sendiri? Bukankah kamu akan excited banget kalau ada sesuatu yang baru pada makanan favorit tersebut?

Kalau kamu sendiri merasa seperti itu, sudah tentu orang lain juga akan merasa seperti itu. Jadi, inovasi dalam menciptakan variasi itu wajib hukumnya kalau kamu tidak mau pelanggan bosen dan jenuh dengan rasa yang itu-itu saja. Tapi, seperti yang sudah saya singgung sebelumnya, untuk melakukan inovasi dengan memperbanyak variasi produk perlu memperhatikan kemampuan terlebih dahulu, karena bisa-bisa malah mubadzir.

Persaingan Usaha Yang Cukup Ketat
Dalam bisnis apapun persaingan memang selalu ada, dan kebetulan di bisnis kuliner ini persaingannya cukup ketat, liat aja di daerah kalian, pasti banyak yang terjun di bidang kuliner ini. Tapi jangan takut dulu, prospek bisnis kuliner ini sulit sekali mati, malah akan lebih besar, jadi masih ada kesempatan besar untuk sukses dengan terjun di bidang ini.

Baca juga: Cara memenangkan persaingan bisnis.
----
Nah, itulah sedikit ulasan dari saya mengenai tantangan dan hambatan dalam berbisnis kuliner makanan dan minuman. Saya harap ulasan di atas bermanfaat dan membantu kalian, jangan lupa untuk share artikel ini juga ya. Thanks dan salam sukses.
Advertisement
.

No comments:

Post a Comment

Sebelum Anda memberikan komentar dan tanggapan atas artikel di atas, baca dan pahami aturan tanggapan kami pada laman TOS. Setiap komentar yang tidak sesuai dengan aturan tanggapan tidak akan di publikasikan.