Ingin Membuka Bisnis Ritel? Perhatikan Beberapa Hal Berikut! – Bisnis ritel adalah bisnis dengan prosedural produk yang sangat mudah, kalian bisa menjual apa saja yang kalian suka secara ecer. Hanya saja, laku atau tidak, laba atau tidak? Hal tersebut dipengaruhi oleh banyak faktor.
Di bisnis ritel, menurut yang saya amati, faktor kelengkapan dan beragamnya produk tidak menjamin toko retail bisa ramai dikunjungi pelanggan. Sebagai bukti, di tahun 2017 ini saja banyak vendor ritel yang menggulung department store nya, sebut saja 7-eleven, Matahari, Lotus, Debenhams yang secara hampir bersamaan menutup department store nya di beberapa kota di indonesia.
Pertanyaan besar tentu muncul, ada apa dengan mereka? Kenapa mereka memutuskan untuk menutup cabang? Kalau masalah keberagaman produk, lokasi, ataupun promosi, saya yakin mereka tidak kalah dengan para pesaing, lalu apa?
Sangat menarik membahas hal ini, jika kamu googling bahkan banyak ahli ekonomi makro yang ikut angkat bicara terkait isu tutupnya beberapa ritel besar. Saya sependapat dengan mereka, dan hanya ingin menambahkan sedikit poin-poin agar kalian yang ingin membuka bisnis ritel mendapat banyak pandangan. Berikut pandangan saya:
Sebelumnya, baca juga: Belajar dari Kesusksesan Waroeng Spesial Sambal SS dalam menjalankan bisnis kuliner.
Insting Baru Dalam Berbelanja: Mudah dan Efektif
Tak terasa, kini sudah memasuki tahun 2018 (ketika artikel ini dibuat), semakin lama manusia hidup di dunia ini tentu semakin berubah juga kebiasaan dan gaya hidup mereka. Perubahan hidup ini terasa sangat cepat, saya masih ingat di tahun 2000an saja, main di mall itu sudah luar biasa sekali. Tapi kini, main di mall terasa sangat mainstream, bahkan dipandang sebagai aktivitas yang melelahkan dengan rasa puas yang minim.
Di jaman sekarang, gaya hidup mereka sudah berubah, kini semuanya didasarkan pada kemudahan, cepat, efektif, dan tidak merepotkan. Perubahan ini tentu berdampak juga pada cara mereka berbelanja, insting mereka akan memilih bagaimana berbelanja dengan cara yang instan. Dan ya, solusinya adalah dengan memanfaatkan internet untuk berbelanja.
Di internet ini, berbelanja apa saja bisa, tinggal klik dan klik maka barang yang diinginkan akan segera mereka dapatkan tanpa harus jalan di mall yang melelahkan, tanpa antri yang panjang, berdesakan, dan sebagainya. Pada akhirnya, toko ritel konvensional akan kalah. Walaupun memang, dan saya juga yakin kalau bisnis ritel konvensional tidak akan mati sepenuhnya, karena akan selalu ada kebutuhan-kebutuhan yang mendesak dan perlu disegerakan. Tapi yang jelas, bisnis ritel konvensional saya yakin akan berkurang digeser oleh toko-toko online.
Advertisement
Nah, jika kamu ada niatan ingin membuka bisnis ritel, perhatikanlah faktor yang satu ini. Saran saya, jangan mau ketinggalan tren kebanyakan masyarakat yang sedikit demi sedikit mulai beralih berbelanja secara online, tidak ada salahnya kamu juga mempersiapkan agar bisnis ritel kamu juga bisa dipesan secara online.
Bergantinya Prioritas Dalam Membelanjakan Uang
Hal kedua yang perlu kamu perhatikan adalah tentang perubahan masyarakat dalam membelanjakan uang mereka. Kini tren sudah sangat berubah, sedikit demi sedikit kebutuhan mereka juga mulai berubah, terutama untuk kebutuhan sekunder dan tersier.
Bisa kamu perhatikan di lingkungan kamu sendiri, kini membelanjakan uang lebih dominan untuk hal yang berbau pribadi, misalnya lebih banyak untuk paket data, gems aplikasi, dan ada pula yang lebih banyak digunakan untuk berwisata. Memang, bukan berarti mereka tidak lagi berbelanja di toko ritel, hanya saja intensitasnya jauh lebih berkurang ketimbang beberapa tahun yang lalu, dimana smartphone belum secanggih sekarang.
Ritel Jadul yang Membosankan (uppsss)
Terakhir, ini mungkin lebih ke perasaan di mana kebosanan sudah memuncak. Coba bayangkan ketika kamu berbelanja di toko ritel, jalan, mencari, pelayanannya tidak ramah, suasana penuh sesak, bangunan panas, pilihannya Cuma sedikit, dan sebagainya. Ini tentu akan terasa capek, capek, dan capek. Bertahun-tahun kita melakukan ini, lama-lama tentu akan jenuh juga.
Dan jika kita bandingkan dengan kehadiran toko online misalnya, jelas jauh berbeda, baik dari segi efektivitas dan efisiensinya. Jadi kalau banyak toko ritel yang tutup, saya kira sudah wajar jika tidak ada inovasi-inovasi baru.
Apakah toko ritel yang tutup ini memang tidak melakukan inovasi? Tidak sepenuhnya iya, karena ada beberapa toko ritel yang sebenarnya sudah mulai melakukan inovasi baru mulai dari membuka toko online, perbaikan infrastruktur, mulai ada pilihannya, dan lain-lain. Hanya saja, mereka tetap memilih untuk menutup salah satu gerai guna restrukturisasi strategi bisnis yang diperlukan.
Selanjutnya, baca juga: Cara mencari supplier/pemasok tangan pertama.
----
Oke, mungkin hanya itu saja yang bisa saya bagi kepada kalian semuanya. Semoga sedikit informasi diatas bisa menjadi bahan pertimbangan rekan-rekan jika ingin membuka bisnis toko ritel atau semacamnya. Sampai jumpa dan salam sukses! Jangan lupa untuk share artikel ini juga ya teman-teman, thanks.
Di bisnis ritel, menurut yang saya amati, faktor kelengkapan dan beragamnya produk tidak menjamin toko retail bisa ramai dikunjungi pelanggan. Sebagai bukti, di tahun 2017 ini saja banyak vendor ritel yang menggulung department store nya, sebut saja 7-eleven, Matahari, Lotus, Debenhams yang secara hampir bersamaan menutup department store nya di beberapa kota di indonesia.
Pertanyaan besar tentu muncul, ada apa dengan mereka? Kenapa mereka memutuskan untuk menutup cabang? Kalau masalah keberagaman produk, lokasi, ataupun promosi, saya yakin mereka tidak kalah dengan para pesaing, lalu apa?
Sangat menarik membahas hal ini, jika kamu googling bahkan banyak ahli ekonomi makro yang ikut angkat bicara terkait isu tutupnya beberapa ritel besar. Saya sependapat dengan mereka, dan hanya ingin menambahkan sedikit poin-poin agar kalian yang ingin membuka bisnis ritel mendapat banyak pandangan. Berikut pandangan saya:
Sebelumnya, baca juga: Belajar dari Kesusksesan Waroeng Spesial Sambal SS dalam menjalankan bisnis kuliner.
Insting Baru Dalam Berbelanja: Mudah dan Efektif
Tak terasa, kini sudah memasuki tahun 2018 (ketika artikel ini dibuat), semakin lama manusia hidup di dunia ini tentu semakin berubah juga kebiasaan dan gaya hidup mereka. Perubahan hidup ini terasa sangat cepat, saya masih ingat di tahun 2000an saja, main di mall itu sudah luar biasa sekali. Tapi kini, main di mall terasa sangat mainstream, bahkan dipandang sebagai aktivitas yang melelahkan dengan rasa puas yang minim.
Di jaman sekarang, gaya hidup mereka sudah berubah, kini semuanya didasarkan pada kemudahan, cepat, efektif, dan tidak merepotkan. Perubahan ini tentu berdampak juga pada cara mereka berbelanja, insting mereka akan memilih bagaimana berbelanja dengan cara yang instan. Dan ya, solusinya adalah dengan memanfaatkan internet untuk berbelanja.
Di internet ini, berbelanja apa saja bisa, tinggal klik dan klik maka barang yang diinginkan akan segera mereka dapatkan tanpa harus jalan di mall yang melelahkan, tanpa antri yang panjang, berdesakan, dan sebagainya. Pada akhirnya, toko ritel konvensional akan kalah. Walaupun memang, dan saya juga yakin kalau bisnis ritel konvensional tidak akan mati sepenuhnya, karena akan selalu ada kebutuhan-kebutuhan yang mendesak dan perlu disegerakan. Tapi yang jelas, bisnis ritel konvensional saya yakin akan berkurang digeser oleh toko-toko online.
Nah, jika kamu ada niatan ingin membuka bisnis ritel, perhatikanlah faktor yang satu ini. Saran saya, jangan mau ketinggalan tren kebanyakan masyarakat yang sedikit demi sedikit mulai beralih berbelanja secara online, tidak ada salahnya kamu juga mempersiapkan agar bisnis ritel kamu juga bisa dipesan secara online.
Bergantinya Prioritas Dalam Membelanjakan Uang
Hal kedua yang perlu kamu perhatikan adalah tentang perubahan masyarakat dalam membelanjakan uang mereka. Kini tren sudah sangat berubah, sedikit demi sedikit kebutuhan mereka juga mulai berubah, terutama untuk kebutuhan sekunder dan tersier.
Bisa kamu perhatikan di lingkungan kamu sendiri, kini membelanjakan uang lebih dominan untuk hal yang berbau pribadi, misalnya lebih banyak untuk paket data, gems aplikasi, dan ada pula yang lebih banyak digunakan untuk berwisata. Memang, bukan berarti mereka tidak lagi berbelanja di toko ritel, hanya saja intensitasnya jauh lebih berkurang ketimbang beberapa tahun yang lalu, dimana smartphone belum secanggih sekarang.
Ritel Jadul yang Membosankan (uppsss)
Terakhir, ini mungkin lebih ke perasaan di mana kebosanan sudah memuncak. Coba bayangkan ketika kamu berbelanja di toko ritel, jalan, mencari, pelayanannya tidak ramah, suasana penuh sesak, bangunan panas, pilihannya Cuma sedikit, dan sebagainya. Ini tentu akan terasa capek, capek, dan capek. Bertahun-tahun kita melakukan ini, lama-lama tentu akan jenuh juga.
Dan jika kita bandingkan dengan kehadiran toko online misalnya, jelas jauh berbeda, baik dari segi efektivitas dan efisiensinya. Jadi kalau banyak toko ritel yang tutup, saya kira sudah wajar jika tidak ada inovasi-inovasi baru.
Apakah toko ritel yang tutup ini memang tidak melakukan inovasi? Tidak sepenuhnya iya, karena ada beberapa toko ritel yang sebenarnya sudah mulai melakukan inovasi baru mulai dari membuka toko online, perbaikan infrastruktur, mulai ada pilihannya, dan lain-lain. Hanya saja, mereka tetap memilih untuk menutup salah satu gerai guna restrukturisasi strategi bisnis yang diperlukan.
Selanjutnya, baca juga: Cara mencari supplier/pemasok tangan pertama.
----
Oke, mungkin hanya itu saja yang bisa saya bagi kepada kalian semuanya. Semoga sedikit informasi diatas bisa menjadi bahan pertimbangan rekan-rekan jika ingin membuka bisnis toko ritel atau semacamnya. Sampai jumpa dan salam sukses! Jangan lupa untuk share artikel ini juga ya teman-teman, thanks.
No comments:
Post a Comment
Sebelum Anda memberikan komentar dan tanggapan atas artikel di atas, baca dan pahami aturan tanggapan kami pada laman TOS. Setiap komentar yang tidak sesuai dengan aturan tanggapan tidak akan di publikasikan.