Ada Yang Salah Dengan Tes Karakteristik Pribadi (TKP) CPNS! Sudah Tak Sesuai Tujuannya – Salah satu bidang yang diujikan dalam seleksi kompetensi dasar (SKD)CPNS adalah tes karakteristik pribadi (TKP). Belakangan ini, khususnya pada penerimaan CPNS 2018, TKP menjadi momok tersendiri bagi para peserta CPNS, tidak sedikit yang gagal memenuhi Passing Grade karena tidak lolos ambang batas pada ujian bidang TKP.
Bahkan di daerah Kalimantan dan sekitarnya, hanya segelintir orang yang mampu lolos passing grade gegara TKP. Padahal di penerimaan CPNS sebelumnya, TKP dinilai bidang yang tidak terlalu menyulitkan dan tidak membutuhkan daya pikir yang berat. Tapi pada 2018 ini, TKP benar-benar mengagetkan dan membalikkan prediksi. Ada apa sebenarnya, kenapa sulit sekali untuk memenuhi ambang batas TKP?
Memang, pada 2018 ini TKP juga tidak membutuhkan daya pikir yang berat ketimbang bidang lainnya. Tapi ada beberapa faktor yang menyebabkan TKP terasa sangat sulit, dan memang menjadi penyebab terbesar tidak tercapainya passing grade CPNS, bahkan tidak sedikit yang melakukan protes kepada BKN selaku menyelenggara CPNS.
Jika kamu juga mengikuti penerimaan CPNS 2018 ini, mungkin kamu juga bisa memprediksi apa saja yang membuat TKP terasa sangat sulit. Lebih jelasnya akan saya ulas sebagai berikut:
Sebelumnya, baca juga: Mau jadi PNS, pegawai BUMN, atau pegawai Swasta?
Ambang Batas TKP Terlalu Tinggi
Ambang batas TKP untuk CPNS 2018 adalah 143, ambang batas ini jauh melebihi pada tahun-tahun sebelumnya. Nampaknya, pemerintah ingin PNS memiliki pribadi yang sangat baik. Boleh-boleh saja mengkriteriakan PNS seperti itu, tapi saya kira dan kebanyakan yang lainnya juga bahwa ambang batas tersebut terlalu tinggi. Apa pemerintah ini ingin orang bak malaikat?
Kalau soalnya itu ideal sah-sah saja, tapi kenyataannya diluar ekspektasi (seperti yang saya ulas di bawah). Nyatanya, yang lolos TKP juga tidak semuanya ideal, pun demikian yang tidak lolos juga tidak seburuk itu. Kamu punya teman yang lolos atau tidak lolos TKP? Lihat mereka, apa memang sudah sesuai? Saya yakin, tidak semuanya sesuai.
Penilaian Kepribadian Itu Subjektif
Faktor utama kenapa yang lolos dan tidak lolos itu tidak semuanya ideal adalah karena kepribadian itu sifatnya subjektif. Dalam artian, sifat dan kepribadian manusia itu tidak bisa diukur hanya dengan soal-soal tersebut karena ada perbedaan sudut pandang yang dipengaruhi oleh banyak faktor. Misalnya, lingkungan, adat istiadat dan budaya, bahkan pengalaman masa lalu seseorang dapat mempengaruhinya.
Advertisement
Dikatakan oleh pejabat BKN yang dimuat di beberapa media, bahwa soal telah sesuai standar nasional. Yang jadi pertanyaan di sini, bagaimana mereka menstandarkan soal tersebut padahal di Indonesia sendiri ada banyak daerah dengan berbagai perbedaan budaya dan adat istiadat? Menurut saya pribadi, penilaian seperti ini sangat subjektif dan membuat rancu hasil ujian.
Bisa Dipelajari, Ada Tips Triknya, Tidak Jujur
Selanjutnya yang jadi masalah di sini adalah, TKP CPNS bisa dipelajari, ada juga tips dan triknya dalam pengerjaan, serta bisa saja peserta menjawab secara tidak jujur. Ini termasuk cukup fatal menurut saya, kalau Tes Intelegensi Umum (TIU) dan Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) bisa dipelajari , ada tips dan triknya itu lumrah, tapi bagaimana dengan TKP? Bukankah harusnya TKP itu benar-benar dari dalam diri masing-masing peserta?
Apalagi masalah ketidakjujuran, bisa saja peserta menjawab dengan jawaban terbaik pada pilihan soal, padahal peserta belum tentu meng-iya-kan jawabannya tersebut dalam hati.
Beberapa waktu lalu sebelum saya menulis artikel ini, saya membaca berita di suatu media online tentang kisah seseorang yang lolos TKP CPNS 2018 ini. Kamu tahu apa yang terjadi? Di akhir-akhir waktu ujian, orang tersebut mengerjakan soal TKP dengan tanpa membaca soal, orang tersebut hanya membaca dan memilih pilihan jawaban yang menurutnya baik. Damn, ini bukan lagi tes karakteristik pribadi bro, ini tes keberuntungan.
Waktu Yang Terbatas
Dalam Seleksi Kompetensi Dasar CPNS, waktu yang diberikan adalah 90 menit dengan 100 soal, terdiri dari 35 soal TWK, 30 soal TIU, dan 35 soal TKP. Okelah tidak masalah jika TWK dan TIU waktunya terbatas, tapi bagaimana dengan TKP? Dalam 90 menit tersebut, waktu akan dihabiskan untuk mengerjakan TWK dan TIU, kemudian sisanya digunakan untuk mengerjakan TKP dengan waktu yang tergolong mepet.
Ini yang jadi masalah, dengan mepetnya waktu tentu peserta tidak akan tenang dalam mengerjakan soal, alhasil konsentrasinya jadi buyar, mengerjakan dengan tergesa-gesa, ujung-ujung seperti kisah seseorang lolos TKP yang dimuat berita yang saya baca di atas, hanya membaca jawabannya saja. Akhirnya TKP berubah menjadi Tes keberuntungan, miris’kan?
Selanjutnya: Hal-hal yang menghambatmu dalam mengembangkan karir.
----
Oke ya, itulah menurut saya beberapa hal yang salah tentang tes karakteristik pribadi CPNS, khususnya yang terjadi mulai tahun 2018 sampai entah kapan. Semoga bacan di atas bermanfaat, dan jangan lupa untuk share artikel ini juga ya. Thanks dan salam sukses.
Bahkan di daerah Kalimantan dan sekitarnya, hanya segelintir orang yang mampu lolos passing grade gegara TKP. Padahal di penerimaan CPNS sebelumnya, TKP dinilai bidang yang tidak terlalu menyulitkan dan tidak membutuhkan daya pikir yang berat. Tapi pada 2018 ini, TKP benar-benar mengagetkan dan membalikkan prediksi. Ada apa sebenarnya, kenapa sulit sekali untuk memenuhi ambang batas TKP?
Memang, pada 2018 ini TKP juga tidak membutuhkan daya pikir yang berat ketimbang bidang lainnya. Tapi ada beberapa faktor yang menyebabkan TKP terasa sangat sulit, dan memang menjadi penyebab terbesar tidak tercapainya passing grade CPNS, bahkan tidak sedikit yang melakukan protes kepada BKN selaku menyelenggara CPNS.
Jika kamu juga mengikuti penerimaan CPNS 2018 ini, mungkin kamu juga bisa memprediksi apa saja yang membuat TKP terasa sangat sulit. Lebih jelasnya akan saya ulas sebagai berikut:
Sebelumnya, baca juga: Mau jadi PNS, pegawai BUMN, atau pegawai Swasta?
Ambang Batas TKP Terlalu Tinggi
Ambang batas TKP untuk CPNS 2018 adalah 143, ambang batas ini jauh melebihi pada tahun-tahun sebelumnya. Nampaknya, pemerintah ingin PNS memiliki pribadi yang sangat baik. Boleh-boleh saja mengkriteriakan PNS seperti itu, tapi saya kira dan kebanyakan yang lainnya juga bahwa ambang batas tersebut terlalu tinggi. Apa pemerintah ini ingin orang bak malaikat?
Kalau soalnya itu ideal sah-sah saja, tapi kenyataannya diluar ekspektasi (seperti yang saya ulas di bawah). Nyatanya, yang lolos TKP juga tidak semuanya ideal, pun demikian yang tidak lolos juga tidak seburuk itu. Kamu punya teman yang lolos atau tidak lolos TKP? Lihat mereka, apa memang sudah sesuai? Saya yakin, tidak semuanya sesuai.
Penilaian Kepribadian Itu Subjektif
Faktor utama kenapa yang lolos dan tidak lolos itu tidak semuanya ideal adalah karena kepribadian itu sifatnya subjektif. Dalam artian, sifat dan kepribadian manusia itu tidak bisa diukur hanya dengan soal-soal tersebut karena ada perbedaan sudut pandang yang dipengaruhi oleh banyak faktor. Misalnya, lingkungan, adat istiadat dan budaya, bahkan pengalaman masa lalu seseorang dapat mempengaruhinya.
Dikatakan oleh pejabat BKN yang dimuat di beberapa media, bahwa soal telah sesuai standar nasional. Yang jadi pertanyaan di sini, bagaimana mereka menstandarkan soal tersebut padahal di Indonesia sendiri ada banyak daerah dengan berbagai perbedaan budaya dan adat istiadat? Menurut saya pribadi, penilaian seperti ini sangat subjektif dan membuat rancu hasil ujian.
Bisa Dipelajari, Ada Tips Triknya, Tidak Jujur
Selanjutnya yang jadi masalah di sini adalah, TKP CPNS bisa dipelajari, ada juga tips dan triknya dalam pengerjaan, serta bisa saja peserta menjawab secara tidak jujur. Ini termasuk cukup fatal menurut saya, kalau Tes Intelegensi Umum (TIU) dan Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) bisa dipelajari , ada tips dan triknya itu lumrah, tapi bagaimana dengan TKP? Bukankah harusnya TKP itu benar-benar dari dalam diri masing-masing peserta?
Apalagi masalah ketidakjujuran, bisa saja peserta menjawab dengan jawaban terbaik pada pilihan soal, padahal peserta belum tentu meng-iya-kan jawabannya tersebut dalam hati.
Beberapa waktu lalu sebelum saya menulis artikel ini, saya membaca berita di suatu media online tentang kisah seseorang yang lolos TKP CPNS 2018 ini. Kamu tahu apa yang terjadi? Di akhir-akhir waktu ujian, orang tersebut mengerjakan soal TKP dengan tanpa membaca soal, orang tersebut hanya membaca dan memilih pilihan jawaban yang menurutnya baik. Damn, ini bukan lagi tes karakteristik pribadi bro, ini tes keberuntungan.
Waktu Yang Terbatas
Dalam Seleksi Kompetensi Dasar CPNS, waktu yang diberikan adalah 90 menit dengan 100 soal, terdiri dari 35 soal TWK, 30 soal TIU, dan 35 soal TKP. Okelah tidak masalah jika TWK dan TIU waktunya terbatas, tapi bagaimana dengan TKP? Dalam 90 menit tersebut, waktu akan dihabiskan untuk mengerjakan TWK dan TIU, kemudian sisanya digunakan untuk mengerjakan TKP dengan waktu yang tergolong mepet.
Ini yang jadi masalah, dengan mepetnya waktu tentu peserta tidak akan tenang dalam mengerjakan soal, alhasil konsentrasinya jadi buyar, mengerjakan dengan tergesa-gesa, ujung-ujung seperti kisah seseorang lolos TKP yang dimuat berita yang saya baca di atas, hanya membaca jawabannya saja. Akhirnya TKP berubah menjadi Tes keberuntungan, miris’kan?
Selanjutnya: Hal-hal yang menghambatmu dalam mengembangkan karir.
----
Oke ya, itulah menurut saya beberapa hal yang salah tentang tes karakteristik pribadi CPNS, khususnya yang terjadi mulai tahun 2018 sampai entah kapan. Semoga bacan di atas bermanfaat, dan jangan lupa untuk share artikel ini juga ya. Thanks dan salam sukses.
No comments:
Post a Comment
Sebelum Anda memberikan komentar dan tanggapan atas artikel di atas, baca dan pahami aturan tanggapan kami pada laman TOS. Setiap komentar yang tidak sesuai dengan aturan tanggapan tidak akan di publikasikan.