HOT Banget

Sunday, 19 November 2017

Cara Mengatasi Konflik Dalam Organisasi, Khususnya Bisnis

Advertisement
.
Cara Mengatasi Konflik Dalam Organisasi, Khususnya Bisnis – Di dalam organisasi apapun, baik itu organisasi kemasyarakatan, bisnis, dan sebagainya, pasti ada kalanya terjadi konflik. Hal ini wajar terjadi, selama organisasi itu memiliki struktur yang bertingkat (ada beberapa divisi), maka konflik sangat rentan terjadi.

Dengan adanya konflik organisasi, menurut pengamatan saya ada dua jenis dampaknya, yaitu dampak positif, ini terjadi jika dalam organisasi di isi oleh orang-orang yang mampu memelihara kedewasaannya. Yang kedua adalah sebaliknya, konflik akan berdampak negatif jika organisasi berisi orang-orang yang egois dan kurang mampu mengontrol kedewasaan.

Apa maksudnya kedewasaan? Di sini yang dimaksud kedewasaan adalah cara berpikir dan motif dari seseorang. Jika seseorang menyebabkan konflik karena atas dasar kepentingan perusahaan, maka itu dapat dikatakan cukup bisa memelihara kedewasaan, karena konflik seperti ini pasti mudah diselesaikan.

Sebaliknya jika konflik terjadi karena atas dasar keinginan pribadi yang tidak kesampaian, atau malah mudah emosi karena terlalu gengsi dan harga diri. Ini bisa dikatakan konflik yang tidak baik karena akan berdampak di luar pekerjaan juga, dan akan terbawa suasana ketika harus saling bekerjasama. Yang pada akhirnya konflik akan sulit diatasi.

Tapi positif negatifnya konflik yang terjadi, pasti ada solusinya untuk meminimalisirkan konflik. Yang jelas, fokus saja pada konflik negatif karena konflik positif malah bisa bermanfaat bagi perusahaan untuk saling mengoreksi dan mengevaluasi.

Nah, jika sekarang dalam organisasi atapun perusahaan kalian sedang terjadi konflik, atau untuk mengantisipasi terjadinya konflik, kalian bisa mencoba beberapa tips yang akan saya share di bawah ini. Berikut ulasannya:

Sebelumnya, baca juga: Cara menjadi pemimpin yang baik.

Cara Mengatasi Konflik Dalam Organisasi, Khususnya Bisnis
Jadilah Pemimpin Yang Baik
Jika saat ini kalian adalah seorang pimpinan, jika kalian ingin mengatasi konflik yang terjadi maka langkah pertama yang harus kamu lakukan adalah dengan menjadi pemimpin yang baik terlebih dahulu. Kenapa? Alasan pertama adalah, bagaimana kamu akan menyelesaikan masalah jika tidak menjadi pemimpin yang baik. Kedua, konflik lebih sering terjadi karena pemimpin yang buruk.

Kenapa menyelesaikan konflik harus menjadi pemimpin yang baik terlebih dahulu? Ini karena konflik dalam organisasi harus diselesaikan dengan adil, bisa dengan cara mediasi antar pihak atau cara lainnya. Dan pemimpin yang baik wajib melakukan ini, bayangkan saja jika pemimpin tidak bisa memediasi konflik, jelas konflik itu sendiri akan semakin parah.

Benarkah konflik sering disebabkan oleh pemimpin yang buruk? Dari pengamatan saya, iya. Sebagai contoh, pemimpin yang buruk akan memperlakukan bawahan tidak baik, dan itu bisa menyakiti hati bawahan. Hal ini tentu akan berpengaruh pada mental bawahan hingga bawahan tersebut bisa berkinerja dan bekerjasama dengan tidak baik pula.
Advertisement

Lebih parah lagi, jika pemimpin divisi A memperlakukan tidak baik bawahan divisi B, dan bawahan tersebut mengadu pada pimpinan B, kemudian pemimpin B balas dendam pada bawahan divisi A, ujung-ujungnya hanya akan memperpanjang konflik yang terjadi.

Membuat Peraturan Yang Masuk Akal, Alasan Jelas
Pada kenyataannya, peraturan yang dibuat dengan tujuan mengatur tiap individu di dalam organisasi, justru malah bisa menyebabkan konflik. Hal ini terjadi karena peraturan yang dibuat tidak tepat, dan para bawahan menganggapnya tidak masuk akal. Setidaknya, hal ini akan menciptakan konflik dalam diri para bawahan.

Untuk baiknya, sebisa mungkin hindari peraturan yang terlalu dipaksakan, misalnya demi memperoleh omzet yang besar, karyawan di larang cuti di hari-hari tertentu, penambahan jam kerja tanpa ada kompensasi. Di tambah lagi, jangan biarkan ada divisi yang membuat peraturan karena ingin balas dendam.

Ya, kadang ada lho divisi yang membuat peraturan atas dasar keinginan untuk balas dendam. Misalnya, divisi SDM memiliki peraturan siapa yang telat berangkat kerja maka harus bersih-bersih kantor (ini sebenarnya peraturan yang baik), kemudian pemimpin divisi keuangan terlambat dan di hukum. Karena tidak terima, pemimpin keuangan tersebut lalu membuat peraturan siapa yang telat melaporkan anggaran harus di hukum angkat berkas keuangan.

Sebenarnya pembuatan peraturan oleh pemimpin keuangan itu baik, tapi motifnya yang tidak baik, dan peraturan seperti ini hanya akan tidak adil pelaksanaannya karena yang diincar hanya divisi SDM saja. Lebih parah lagi jika divisi SDM merasa bahwa divisi keuangan ingin balas dendam seperti itu, pasti konflik akan tercipta.

Ketahui Fungsi dan Peranan Masing-masing
Setiap individu pada divisi masing-masing tentu memiliki fungsi dan peranannya di dalam organisasi. Jika tidak ada pemahaman akan fungsi dan peran ini, bisa jadi beberapa individu dapat menyebabkan konflik. Sebagai contoh, individu dalam divisi A yang terlalu ikut campur pada divisi B, atau sebaliknya. Hal ini akan memicu konflik yang berkepanjangan seperti contoh di atas. Kamu sebagai pemimpin wajib membatasi dengan tegas fungsi dan peran per divisi ini.

Contoh lain, jika antar divisi yang niatnya minta tolong tapi dengan cara seperti memberi perintah, jelas yang seperti ini akan menjadi api di dalam organisasi. Coba bayangkan kamu dimintai tolong tapi dengan cara seperti memberi perintah oleh divisi lain? Apalagi dengan nada dan cara bicara yang tidak mengenakkan.

Kebersamaan Adalah Intinya
Pada dasarnya konflik itu sangat rentan terjadi, bahkan dapat dipicu oleh alasan-alasan yang sepele serta tak terduga. Oleh karena itu, sering-seringlah membuat acara atau kegiatan bersama. Hal ini dapat mencairkan suasana dan mengakrabkan antar divisi. Orang yang sudah saling akrab, akan lebih sulit untuk saling berkonflik. Jikapun terjadi konflik, maka konflik itu bisa diselesaikan dengan mudah.

Selanjutnya: 5 kesalahan persepsi bisnis yang perlu dibenahi.
-----
Oke ya, itulah beberapa cara mengatasi konflik dalam organisasi khususnya bisnis. Semoga cara-cara sederhana di atas bermanfaat dan mampu meredamkan konflik yang terjadi. Jangan lupa untuk share artikel ini juga ya, thanks dan salam sukses.
Advertisement
.

No comments:

Post a Comment

Sebelum Anda memberikan komentar dan tanggapan atas artikel di atas, baca dan pahami aturan tanggapan kami pada laman TOS. Setiap komentar yang tidak sesuai dengan aturan tanggapan tidak akan di publikasikan.